Bendera Warna Merah Putih Hitam Putih Merah

Bendera Warna Merah Putih Hitam Putih Merah

Hasil Pencarian Bendera Segitiga Merah Putih Bendera

Hasil Pencarian Merah Putih Bendera Merah Putih (halaman 21)

Hasil Pencarian Bendera Merah Putih Garuda Hitam

Maaf, barangnya tidak ketemu

Coba cek lagi kata pencarianmu.

Bendera Negara Indonesia yang secara singkat disebut bendera negara adalah Sang Merah Putih. Sang Saka Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Bendera kebanggaan Indonesia ini merangkum nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme.

Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna panji atau pataka Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13. Akan tetapi ada pendapat bahwa pemuliaan terhadap warna merah dan putih dapat ditelusuri akar asal-mulanya dari mitologi bangsa Austronesia mengenai Bunda Bumi dan Bapak Langit; keduanya dilambangkan dengan warna merah (tanah) dan putih (langit). Karena hal inilah maka warna merah dan putih kerap muncul dalam lambang-lambang negara berbangsa Austronesia seperti Tahiti, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, sampai Madagaskar. Merah dan putih kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan. Catatan paling awal yang menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton; menurut sumber ini disebutkan balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari. Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin sejak masa Kerajaan Kediri. Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan dalam teknik pewarnaan tekstil di Indonesia purba. Warna putih adalah warna alami kapuk atau kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain, sementara zat pewarna merah alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), atau dari kulit buah manggis.

Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.

Menurut seorang Guru Besar sejarah dari Universitas Padjajaran Bandung, Mansyur Suryanegara semua pejuang Muslim di Nusantara menggunakan panji-panji merah dan putih dalam melakukan perlawanan, karena berdasarkan hadits Nabi Muhammad. Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang-pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al- Quran. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa warna merah dan putih berasal dari bendera rasulullah yang berwarna merah dan putih. Namun, hal ini terbantahkan oleh al-Mubarakfuri, penulis Sirah Nabawiyyah, yang menyatakan bahwa bendera rasulullah berwarna putih.

Di zaman kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang. Panji kerajaan Badung yang berpusat di Puri Pamecutan juga mengandung warna merah dan putih, panji mereka berwarna merah, putih, dan hitam yang mungkin juga berasal dari warna Majapahit.

Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Bendera ini resmi dijadikan sebagai bendera nasional Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan resmi digunakan sejak saat itu pula.

Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah sebutan bagi bendera Indonesia yang pertama. Bendera Pusaka dibuat oleh Fatmawati, istri presiden Soekarno. Bendera Pusaka pertama kali dinaikkan pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Walaupun seharusnya Bendera Pusaka disimpan di Monas, Bendera Pusaka masih disimpan di Istana Negara.

Bendera Pusaka dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati. Desain bendera dibuat berdasarkan bendera Majapahit pada abad ke-13, yang terdiri dari sembilan garis berwarna merah dan putih tersusun secara bergantian.

Bendera Pusaka pertama dinaikkan di rumah Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur 56, Jakarta, setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bendera dinaikkan pada tiang bambu oleh Paskibraka yang dipimpin oleh Kapten Latief Hendraningrat. Setelah dinaikkan, lagu “Indonesia Raya” kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.

Pada tahun pertama Revolusi Nasional Indonesia, Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Setelah Belanda menguasai Jakarta pada 1946, Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dalam koper Soekarno. Ketika terjadi Operatie Kraai, Bendera Pusaka dipotong dua lalu diberikan kepada Husein Mutahar untuk diamankan. Mutahar diharuskan untuk “menjaga bendera dengan nyawa”. Walaupun kemudian ditangkap lalu melarikan diri dari tentara Belanda, Mutahar berhasil membawanya kembali ke Jakarta, menjahit kembali, dan memberikannya pada Soedjono. Soedjono lalu kemudian membawa benderanya ke Soekarno, yang berada dalam pengasingan di Bangka.

Setelah perang berakhir, Bendera Pusaka selalu dinaikkan sekali di depan Istana Negara pada Hari Kemerdekaan. Namun karena kerapuhan bendera, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.Replika pertama ini dikibarkan selama 15 tahun sampai tahun 1984. Kemudian pada tahun 1985 yang mulai dikibarkan adalah replika kedua, sampai tahun 2014. Dan yang ketiga dikibarkan dari tahun 2015 sampai sekarang

Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk Bendera Pusaka, bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.

Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool dari London) yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia (karena terkenal dengan keawetannya) yang berukuran 274 x 196 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.

Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya ‘menyaksikan’ dari dalam kotak penyimpanannya.

Editor : Humas PPI Kota Depok

Selain mengandung makna pemuliaan, warna merah-putih juga bermakna sebagai pelindung. Keraton Susuhan Paku Buwono misalnya, yang menggunakan warna Gula-Kelapa untuk menyimbolkan merah-putih. Penggunaan Gula-Kelapa pada umbul-umbul Kerajaan Mataram juga diwariskan oleh Kiai Ageng Tarub, dan terus dimuliakan oleh Sultan Agung serta raja-raja penerusnya. Kitab Babad Mataram menyebutkan bahwa ketika Sultan Agung (1618-1645) menyerang negara Pati dan tentaranya, mereka bernaung di bawah dwiwarna tersebut.

Tidak hanya kerajaan di Jawa saja, Kerajaan Bone di Sulawesi Selatan juga menggunakan warna-merah putih dalam benderanya. Raja Bone bernama Karrampeluwa (1398-1470) diceritakan pernah mengibarkan bendera Woromporong berwarna putih dengan diiringkan dua umbul-umbul merah di kiri-kananya yang bernama Callae ri (kanan) dan Callae ri abeo (kiri). Bendera ini menjadi simbol kebesaran dan kekuasaan kerajaan Bone.

Memasuki era kolonialisme Belanda pada abad ke-19, penggunaan umbul-umbul gula-aren pernah digunakan pada perang Diponegoro saat melawan Belanda (1825-1830) oleh barisan rakyat. Penggunaan umbul-umbul merah dan putih diyakini rakyat bisa melindungi mereka dari segala marabahaya.

Penggunaan warna merah putih sebagai Panji perang juga digunakan oleh  Sisingamangaraja IX (1845-1907) yang berasal dari Batak. Bendera yang digunakan yaitu bendera dengan latar warna merah dan putih, serta pedang ganda yang juga berwarna putih. Dua pedang yang digambarkan tersebut merupakan pusaka milik keturunan Sisingamangaraja, yaitu Piso Gaja Dompak.

Para pemimpin dan pengikut Gerakan Paderi di Sumatera Barat menggunakan sorban berwarna merah dengan jubah berwarna putih untuk menandai gerakan perlawanan kaum Paderi terhadap Belanda. Penggunaan warna merah-putih berhubungan dengan warisan warna dari bendera kerajaan Minangkabau di abad ke-14. Hal ini seperti yang tertulis dalam kitab Tembo  Alam tahun 1840, dimana dalam kitab tersebut dituliskan bahwa bendera alam Minangkabau memiliki warna dasar merah-putih-hitam.

Baca juga: Cerita Museum Sumpah Pemuda, Gedung Kramat Raya 106 milik Sie Kong Liong

Makna merah-putih sebagai simbol perlawanan dan pemuliaan tadi selanjutnya digunakan sebagai landasan perjuangan meraih kemerdekaan di abad ke-20. Merah-putih menjadi corak yang dipilih sebagai lambang kemerdekaan nasional yang akan diwujudkan. Lambang merah-putih ini pertama kali digunakan pada tahun 1922 oleh mahasiswa-mahasiwa Indonesia di Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging) yang mengingnkan Indonesia merdeka.  Bentuknya yaitu bendera merah-putih disertai kepala kerbau.

Penggunaan warna merah-putih sebagai simbol organisasi juga dilakukan oleh Ir Soekarno sewaktu mendirikan Partai nasional Indonesia (PNI) di tahun 1927. Bendera merah-putih dengan kelapa Banteng ditengahnya sengaja dipilih untuk menyiratkan tenaga rakyat yang memberontak demi menegakkan kemerdekaan.

Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menjadi titik awal pengakuan bendera merah-putih sebagai bendera kebangsaan. Kejayaan di masa lalu seperti yang terjadi pada era Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya untuk menyatukan seluruh Nusantara, menjadi landasan historis munculnya semangat nasionalisme, termasuk juga penggunaan corak warna merah-putih. Warna merah-putih pun ditafsirkan sebagai keberanian yang dilandasi oleh kesucian selama mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Presiden Joko Widodo menyerahkan Bendera Merah Putih kepada anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Salma El Mutafaqqiha Putri Achzaabi dalam upacara peringatan HUT ke-74 Republik Indonesia di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (17/8/2019). Kegiatan tersebut diikuti para tamu undangan dengan menggunakan pakaian tradisional dan disemarakkan oleh pentas seni budaya dari berbagai daerah.

Bendera merah-putih resmi digunakan sebagai Identitas bangsa setelah Proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945. Bendera merah-putih yang dikibarkan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta ini awalnya disebut Sang Saka Merah Putih. Tetapi, kemudian diubah ditujukan untuk setiap bendera merah-putih yang dikibarkan pada setiap upacara bendera. Sementara Bendera yang dan dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, disebut sebagai Bendera Pusaka.

Aturan tentang bendera sebagai identitas kebangsaan pun diatur dalam Bab 15 UUD 1945 Pasal 35 dan Pasal 36A.  Sementara hal-hal terkait dengan praktik penetapan dan tata cara penggunaan bendera merah-putih, diatur dalam Undang-Undang No. 24 tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan.

Baca juga: Semangat Sumpah Pemuda

Bagaimana pengalamanmu berselancar di situs ini? Yuk bantu kami melakukan peningkatan sistem dengan menilai penggunaan Sistem Registrasi Nasional Museum.

Badge Bet Emblem Bordir Patch Patches Logo Safety First K3 dan Bendera Merah Putih include ongkos jahit

KAOS BAJU INDONESIA GARUDA EMAS BENDERA MERAH PUTIH - GILAN CLOTH

Badge Bendera Merah Putih Bet Indonesia 5x7 cm Patches Emblem Bordir Komputer

Tiang Merah Putih + Bendera

Patch Emblem Badge Bendera Badge INDONESIA Merah Putih Bordir Komputer

Badge Bet Emblem Bordir Patch Patches Logo Safety First K3 dan Bendera Merah Putih Embroidery Computerized System Komputer

Bendera Merah Putih ukuran 90 x 60 cm

Bendera Resplang Merah Putih Ukuran 4 Meter

Kaos Baju Distro BENDERA MERAH PUTiH GARUDA TiMNAS polos indonesia cod

PER PACK 20Pcs Bendera Plastik Merah Putih HUT RI Dirgahayu Republik Indonesia dgn Gagang Stick Tangkai dan Peluit

Belanja di App banyak untungnya: